Sabtu, 12 Maret 2016

Semangat Berbagi Sang Tukang Ojek



Di tengah kebingungan pagi itu mencari teman yang bisa menemani untuk mengambil Laptop di Servis center acer, beberapa teman tampaknya cukup sibuk, sehingga dari pada merepotkan orang lain, saya putuskan mencari alternatif lain (nekat pergi sendiri, walaupun baru 2 minggu berada di Jogja). Pikir saya jika menggunakan Taksi sepertinya kemahalan, beruntungnya ada teman yang memberitahukan dia mempunyai Ojek langganan yang cukup baik pelayanannya, dia pun memberikan nomor kontak tukang Ojek tersebut. Tanpa berpikir panjang saya pun mencoba menghubungi kontak tersebut, menggunakan ojek sepertinya lebih efektif waktu juga.

" Mohon maaf pak, saya bermaksud untuk memesan Ojek, kebetulan mendapat kontak bapak dari teman saya yang katanya sudah berlangganan sama bapak". Saya pun menyebutkan nama teman tersebut, sehingga tukang ojek tersebut cepat paham.

" owh iya mbak, memangnya mau ke mana?"
" Mau ke jalan Ring road Utara Jogja, Servis Center Acer tahu pak?, kira-kira ongkosnya berapa ya?"
" Tahu mbak, 15 Ribu bagaimana?, jadi kalau pulang-pergi 30 Ribu mbak, di mana saya bisa jemput?".

" Di depan Kampus UNY pak gedung LPMP, tapi sekitaran pukul 12. 40 pak ya". Tanpa tawar menawar harga saya pun mengiyakan menggunakan jasa tukang ojek tersebut.

Tepat sebelum pukul 12.40 tukang ojek tersebut sudah SMS bahwa dia sudah di depan gedung LPMP UNY. Saya pun bergegas turun bersiap untuk berangkat. Untuk mencairkan suasana, Bapak Ojek Paruh Baya tersebut mulai membuka suara menanyakan tentang saya, Asli dari mana, kuliah di mana dan sudah berapa lama di Jogja. Saya pun menjelaskan secukupnya saja, tentang pengayaan dari Penyedia Beasiswa, dan baru beberapa minggu di Jogja. Saya ceritakan pula tujuan saya ke Servis Center Acer tersebut untuk mengambil Laptop yang sudah selesai diperbaiki.

Di sela-sela percakapan, saya pun menanyakan mengapa beliau tidak ikut saja dalam Organisasi GO-Jek Wilayah Jogja. Beliaupun menjelaskan sudah mempunyai usaha Ojek sendiri, sekarang armadanya ada 8 unit, dan punya karyawan juga. Di samping itu beliau menjelaskan kalau ikut Go-jek bisa dikatakan untungnya lebih sedikit, sedang bapak tersebut sudah punya langganan cukup banyak juga. Walaupun Go-Jek sedang merebaknya diminati, bapak tersebut tidak takut tersaingi, beliau menegaskan tidak perlu khawatir, Rizki sudah ada yang Mengatur.

Semacam interview dadakan, saya pun menanyakan dari mana saja langganan beliau tersebut. Ada yang dari Kalimantan, Jawa, Sumatra, Sulawesi, Makassar, serta banyak juga pegawai-pegawai yang menggunakan jasanya. Ada pula orang tua yang katanya sering menitipkan anaknya untuk diantar, kadang ada juga orang Jogja yang tidak tahu jalan dan sering nyasar meminta jasa beliau. Beliaupun menceritakan tentang teman saya yang memberikan nomornya, langganan tiap minggu diantar ke Gereja. Langganan-langganan tersebut sudah cukup mepercayai beliau sehingga tidak mudah untuk beralih menggunakan jasa Ojek lain.

Beliaupun menceritakan bahwa setiap hari Jumat usaha Ojeknya tersebut memberikan potongan harga bagi langganan atau penumpang yang menggunakan jasanya. Saya pun semakin penasaran dengan potongan yang dimaksud, bukankah itu akan membuatnya rugi dengan diskon 50 persen yang diberikan. Beliau menegaskan sama sekali tidak merasa rugi, bahkan pelanggan semakin senang jika diberikan diskon, sehingga kedekatan antara pelanggan dan beliau lebih erat lagi untuk saling mempercayai.

Beliau melanjutkan, penghasilan dari ojek tersebut setiap bulannya 50 % disisihkan untuk lembaga Sosial, seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan lembaga amal lainnya. Beliau menceritakan hal tersebut bukan bermaksud untuk pamer, akan tetapi sebagai sebuah motivasi bersama untuk terus menebar kebaikan. Beliau pun menjelaskan dengan disisihkan sebagian penghasilan tersebut, rizki yang didapat justru lebih berkah. Saya pun cukup terdiam dengan pemaparan beliau yang lebih menikmati rizki yang didapat dengan disisihkan juga untuk orang lain. Tak terasa kami pun sudah sampai di tujuan, saya pun meminta bapak tersebut untuk menunggu. Berselang sekitar 20 menit, Keluar dari Servis Center tersebut saya langsung menghampiri bapak tersebut.

" Mbak kita lewat jalur alternatif saja ya untuk menghindari macet, ini juga sedang panas-panasnya". Ucap beliau, saya pun hanya mengiyakan saja.

Dalam perjalanan pulang, beliau kembali menanyakan tentang keluarga saya, menanyakan berapa saudara saya. Saya pun menjelaskan bahwa saya anak terakhir dari 4 bersaudara, tak lupa saya pun balik bertanya berapa putra-putri beliau sekarang. Beliau pun menceritakan tentang keluarganya, dan sudah dikaruniai 6 orang anak, yang paling besar baru-baru kemarin lulus dari sekolah penerbangan dan yang paling kecil sekarang masih di bangku TK. Saya pun semakin kagum dengan kehidupan bapak ini, beliau merasa sangat bersyukur dari hasil usaha Ojek tersebut bisa membiayai anak-anaknya untuk dapat mengenyam pendidikan yang lebih baik, tidak seperti dirinya. Namun saya cukup salut dengan kehidupan sederhana beliau, dengan Keimanan Sosial yang tinggi, berharap keberkahan Rizki yang didapat, beliau rela menyisihkan sebagian penghasilannya setiap bulannya untuk berbagi dengan orang lain.

Saya pun semakin tersadar, kita tidak cukup dengan banyak harta untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberkahan hidup. kita hanya cukup hidup sederhana dan berbagi kepada orang lain, maka kebahagiaan dan keberkahan itu pun semakin terasa dalam kehidupan kita. Setidaknya pelajaran sederhana ini sebagai ibroh untuk semakin berbenah bagi kita untuk memupuk semangat berbagi.

1 komentar:

  1. Teton Stag - Titanium Frame Hammer G90 - TheTianium
    Teton titanium scissors Stag. Teton Stag is a design titanium engagement rings based on the titanium frame properties of titanium used by titanium wedding ring all modern automobile models. With the unique Teton titanium easy flux 125 Stag design

    BalasHapus

Jalan Sunyi Si Pendidik

sumber :digaleri.com Baim Lc*  Dia tertegun, matanya tertuju pada amplop yang dibagikan oleh pihak komite tadi pagi. Nominal ya...