ANALISIS
MAKNA KONOTASI DALAM LAGU BUTIRAN DEBU KARYA RUMOR
*Abdul
Rahim (Alumni FKIP UNRAM-PBSID)
1.
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
Bahasa merupakan sebuah
media penting penyampai informasi yang digunakan manusia. Hal itulah yang
menjadikan bahasa sebagai bagian hidup di dalam bermasyarakat. Penggunaan
bahasa sifatnya arbitrer, maksudnya bebas dalam menggunakannya yang terpenting
orang lain dapat menangkap informasi yang disampaikan (adanya kesepakatan). Maka
dari itu dibutuhkan suatu penggayaan di dalamnya agar tercipta suatu estetika
di dalam bahasa itu sendiri. Kemudahan pemahaman akan tercapai jika dalam
pemahaman bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi tersebut telah
mengalami keragaman didalamnya.
Suatu bahasa akan lebih
indah dan menarik jika bahasa tersebut telah mengalami proses penggayaan di dalamnya.
Penggayaan bahasa yang dimaksud ialah dimana bahasa tersebut telah tercampur
dengan unsur stilistika atau gaya bahasa di dalamnya. Gaya bahasa ialah cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa supaya bahasa terlihat imajinatif.
Maksudnya ialah Gaya Bahasa merupakan salah satu cara pengarang dalam
mengeksploitasi bahasa sehingga bahasa yang digunakan sebagai bahan pembangun
karyanya tersebut menjadi menarik dan terlihat estetika kebahasaannya. Gaya
bahasa juga merupakan cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya melalui
media bahasa sehingga mewujudkan bahasa yang indah dan harmonis. Maksudnya
dengan penggunaan gaya dalam bahasa yang digunakan akan memperindah bahasa
tersebut.
Begitu juga dengan
karya sastra yang menggunakan bahasa sebagai medianya, dalam karya sastra
tersebut juga dibutuhkan penggunaan gaya bahasa untuk memperindah bentuk dari
karya tersebut. Salah satu bentuk karya sastra yang paling dominan menggunakan
gaya bahasa yaitu puisi, di dalam puisi bentuk bahasa yang digunakan lebih
padat dan lebih menekankan pada bentuk-bentuk semiotik serta konotasi yang ada
di dalamnya.
Begitu juga halnya dengan Lirik lagu dapat
dimasukkan kedalam genre puisi dalam karya sastra. Hal tersebut dapat
ditunjukkan dengan kemiripan unsur-unsur antara puisi dengan lirik lagu. Pada
puisi terdapat kadar kepadatan dan konsentrasi yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan prosa (Pradopo, 1995:11). Dan pada lirik lagu juga memiliki
hal yang sama yakni kadar kepadatan dan konsentrasi yang tinggi. Menurut
Pradopo (1995:7) puisi itu menggekspresikan pemikiran yang membangkitkan
perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.
Dari pendapat Pradopo tersebut lirik lagu juga memiliki hal yang sama dengan
puisi. Dengan persamaan antara unsur-unsur puisi dan lirik lagu maka dalam
perkembangan karya sastra terdapat pementasan dengan menampilkan pembacaan
puisi yang disebut musikalisasi puisi. Dengan demikian lirik lagu dapat dikaji
menggunakan teori dan metode yang sama dengan puisi.
Lirik lagu merupakan
susunan dari bahasa dengan kandungan gagasan yang dikombinasikan dengan
estetika dan irama dalam pelantunannya Gagasan yang akan disampaikan dalam
lirik lagu memiliki keistiwewaan tersendiri. Hal tersebut dikarenakan lirik
lagu memiliki beragam fungsi di dalamnya, antara lain, fungsi pengungkapan
emosi, fungsi pengungkapan rasa estetik, fungsi hiburan, fungsi reaksi jasmani,
fungsi penyelenggara norma-norma sosial, fungsi pengesahan lembaga sosial dan, fungsi
pengitegrasian sosial (Eriam, dalam Susanto 2008:2). keistimewaan tersebut bisa
dijelaskan bahwa penyampaian gagasan dalam lirik lagu akan lebih berpengaruh
karena didukung oleh fungsi-fungsi di dalamnya.
Lirik lagu senantiasa
terkait dengan gagasan yang ingin disampaikan oleh penuturnya untuk
mempengaruhi objek. Hal tersebut dikarenakan dalam melakukan komunikasi manusia
memiliki tujuan yang diinginkannya. Begitu pula halnya dengan lirik lagu
Butiran Debu merupakan media yang digunakan pengarangnya untuk mencurahkan isi
hatinya tentang kekecewaannya karena cintanya yang dikhianati serta ungkapan
cinta yang tulus yang pengarang nyatakan lewat lirik-lirik lagu tersebut.
Ide yang ingin
disampaikan melalui Lirik Lagu dapat diwujudkan dalam bentuk tanda, baik itu
berupa Icon, Indeks, Simbol dan bentuk tanda yang lain. Dengan tanda-tanda
tersebut kita dapat memahami makna lirik lagu yang di dalamnya telah ditanam
ide tertentu oleh pencipta lagu tersebut. Pengeksplorasian tanda yang terdapat
dalam lirik lagu dapat dilakukan dengan menggunakan pisau analisis semiotik
sebagai ilmu tentang interpretasi tanda (Paul Cobley dan Litza Janz, 2004:97).
Adapun penulis merasa
tertarik untuk menganalisis lirik lagu Butiran Debu karya Rumor tersebut,
karena di dalam lagu tersebut penuh dengan pesan positif bagaimana seharusnya
seseorang yang telah menjalin cinta harus menjalani hubungannya dengan
semestinya tanpa ada penghianatan, kekecewaan maupun sakit hati karena cinta.
Penulis memilih aspek konotasi dalam kajian penelitian ini karena bentuk-
bentuk diksi yang digunakan dalam lirik lagu tersebut terdapat berbagai bentuk
konotasi yang membuat lirik lagu tersebut terasa lebih menyentuh dan mendalam
di hati pendengar lagu tersebut, terlebih orang yang sedang patah hati karena
cintanya yang dikhianati. .
Selain itu alasan
penulis menganalisis lirik lagu Butiran Debu karya Rumor tersebut sebagai
kajian penelitian ini, karena dari berbagai penelitian yang telah diangkat
belum ada yang mengangkat kajian tentang konotasi dalam lagu yang dikaji
berdasarkan teori semiotika. Dengan demikian penelitian tentang konotasi dalam
lirik lagu merupakan kajian yang baru untuk dikembangkan dalam penelitian
Skripsi di Universitas Muhammadiyah Mataram khususnya Mahasiswa pada program
studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di
atas maka rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini yaitu:
1.2.1 Bagaimanakah
bentuk-bentuk konotasi berdasarkan teori semiotik Roland Barthes yang terdapat
dalam lirik lagu Butiran Debu karya Rumor tersebut?
1.2.2 Bagaimanakah
makna konotasi yang terdapat dalam lirik lagu Butiran Debu karya Rumor
tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mendeskripsikan bentuk-bentuk
konotasi yang dikaji berdasarkan teori semiotik Roland Barthes yang terdapat dalam lirik lagu
Butiran Debu.
1.3.2 Mendeskripsikan makna
konotasi yang terdapat dalam lirik lagu Butiran Debu.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara
teoritis penelitian ini memberikan manfaat terhadap pengaplikasihan teori
semiotik. Aplikasi teori semiotik dalam penelitian ini akan memperkaya
contoh-contoh penerapannya. Penerapan teori semiotik Roland Barthes terutama
untuk hubungan objek dengan tanda akan semakin nampak sebagai aplikasi teori
tersebut dalam menganalisis lirik lagu Butiran Debu.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, harapan dari penelitian ini adalah
mampu memberikan referensi bagi pembelajar semiotik dalam memahami lirik lagu
untuk mengetahui makna yang terkandung di dalamnya secara semiotik. Bagi
mahasiswa dapat memetik manfaat dalam kasanah teori semiotik Roland Barthes dan
mengetahui cara penerapannya dalam karya sastra dan bisa digunakan sebagai
acuan penelitian selanjutnya dalam sudut pandang yang lain.
2.
Landasan Teori
2.1
Kajian Pustaka
Penelitian relevan tentang kajian
semiotik pada lirik lagu berdasarkan pencaran referensi yang dilakukan penulis
sudah banyak dilakukan, diantaranya Penelitian Mansurudin (2010) tentang “Perlawanan dalam Lirik Pengamen jalanan:
Kajian Semiotik”,. Adapun teori yang digunakan pada penelitian tersebut yaitu teori
semiotik Roland Barthes. Penelitian yang dilakukan Mansurudin memfokuskan
penelitannya pada sarat sistem tanda yaitu, Makna dalam lirik lagu Pengamen Jalanan,
Bentuk-bentuk perlawanan dalam lirik Pengamen Jalanan, Sasaran yang dikritik
berdasarkan teks lirik Pengamen Jalanan, Klasifikasi Pengamen dan tema lirik
Pengamen Jalanan.
Selanjutnya
yaitu penelitian yang dilakukan Monica Ariyani dan Hamid Arifin (2012) tentang
“Lagu Indie dan Penegakan HAM di Indonesia (Analisis Semiotik terhadap Lagu
Berjudul ‘Hilang’ Karya Band Indie Efek Rumah Kaca), pada penelitian tersebut
Ariyani dan Arifin menganalisis makna konotasi serta kaitan antara makna
konotasi lagu dengan mitos yang ada
dalam masyarakat yang terdapat dalam lirik lagu “hilang” Karya Band Efek Rumah
Kaca berdasarkan semiotika Roland Barthes.
Selain
itu penelitian yang senada yang dijadikan referensi pada penelitian ini yaitu
penelitian yang dilakuakan oleh Nutrayasa Goktuana Gultom (2013) tentang
“Representasi Kehidupan Politik di
Indonesia Dalam Lirik Lagu Iwan Fals (
Analisis Semiotika dalam Lirik Lagu Manusia Setengah Dewa dan Surat Buat Wakil
Rakyat )”. Pada Penelitian tersebut Gultom bertujuan untuk mengetahui representasi
kehidupan politik pada teks
lagu Manusia Setengah
Dewa dan Surat
Untuk Wakil Rakyat. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan
analisis semiotika yang dikembangkan oleh Roland Barthes. Penelitian dilakukan dengan
dengan menganalisis Penanda
dan Petanda yang
ada pada lirik lagu
Manusia Setengah Dewa
dan Surat Buat
Wakil Rakyat yang
memiliki makna denotasi dan
makna konotatif yang
akhirnya dapat merepresentasikan kehidupan politik di Indonesia. Representasi kehidupan politik Indonesia di
dalam lagu Manusia Setengah Dewa bercerita
bagaimana rakyat bermimpi
memiliki Presiden yang
bisa menjadi pahlawan mereka
yang nantinya diangkat sebagai
manusia setengah dewa.
Penelitian
tentang “Pemaknaan Lirik Lagu Imagine
(Studi Analisis Semiotika Pemaknaan Lirik Lagu Imagine yang Dipopulerkan Oleh John Lennon)” yang dilakukan oleh Aldino
Agusta Walad (2011), Penelitian tersebut difokuskan pada analisis
semiotika, yang bersifat kualitatif, dengan
memakai paradigma konstruktivis
sebagai pendekatan. Sedangkan pisau
analisis atau instrumen
analisis data, Walad menggunakan
semiotika yang dikemukakan oleh Roland
Barthes. Dalam penelitian
tersebut, Walad berusaha memaknai
lirik lagu yang
dilihat dari arti
denotatif dan konotatif yang akhirnya
menjadi sebuah mitos.
Dalam penelitian tersebut,
yang diteliti atau objek penelitian adalah lirik lagu Imagine. Dimana dalam
penelitian tersebut Walad mendapatkan hasil,
tentang apa makna
dibalik lagu Imagine yaitu,
pada lirik lagunya memiliki
arti yang sangat
kuat dalam menolak
keras peperangan antara Amerika
kepada Negara Vietnam.
Berdasarkan
uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tentang makna konotasi
dengan teori semiotika Roland Barthes pada lirik lagu memang sudah banyak
dilakukan, karena itu merupakan suatu kajian penelitian yang menarik untuk
lebih memahami makna atau pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui
karyanya. Akan tetapi pada penelitian makna konotasi pada lirik lagu Butiran
Debu ini peneliti lebih memfokuskan pada bentuk-bentuk konotasi serta maknanya
tanpa disertai dengan mitos yang terdapat dalam lirik lagu tersebut.
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Pengertian Konotasi
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007)
makna konotasi dapat diartikan sebagai makna tidak sebenarnya pada kata
atau kelompok kata. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan
istilah makna kias. Lebih lanjut, makna konotasi dapat dijabarkan sebagai makna
yang diberikan pada kata atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang
dimaksudkan menjadi jelas dan menarik. Sedangkan makna denotasi adalah makna
sebenarnya yang terdapat pada kata tersebut. Atau secara singkat makna denotasi
diartikan sebagai makna sebenarnya. Makna sebenarnya yang dimaksud adalah makna
dasar kata yang terdapat dalam kamus.
Sebuah kata mempunyai makna
konotatif apabila kata itu mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun
negative. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi
(Chaer, 2009:65). Jadi Makna konotatif berupa makna yang digunakan untuk
mengacu bentuk atau makna lain yang terdapat di luar leksikalnya.
Sedangkan menurut Pawito (2007 : 12).
makna konotatif merupakan makna-makna yang dapat diberikan pada lambang-lambang
dengan mengacu pada nilai budaya yang karenanya berada pada tingkatan kedua. Sedangkan
Makna denotasi adalah makna tingkat pertama yang bersifat objektif, yang dapat
diberikan terhadap lambang-lambang. Yaitu dengan mengaitkan secara langsung
antara lambang dengan realitas, atau gejala yang ditunjuk. Pembedaan makna
denotatif dan konotatif didasarkan pada ada atau tidak adanya “nilai rasa” pada
sebuah kata (Slamet Mulyana,1964). Setiap kata terutama yang disebut kata penuh,
mempunyai makna denotatif, tetapi tidak semua kata itu mempunyai makna
konotatif.
Makna konotatif dan denotatif
berhubungan dengan kebutuhan pemakaian bahasa. Makna denotatif ialah arti
harfiah suatu kata tanpa ada satu makna yang menyertainya, sedangkan makna
konotatif adalah makna kata yang mempunyai tautan pikiran, peranan, dan
lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain makna
denotatif adalah makna yang bersipat umum, sedangkan makna konotatif lebih
bersifat pribadi dan khusus.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1986 :
8) Makna konotasi adalah pancaran impresi-impresi yang tidak dapat dirasa dan
tidak dapat dinyatakan secara jelas. Sebuah kata disebut mempunyai makna
konotasi apabila kata itu mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika
tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi.
Walaupun
kata kurus dan langsing mempunyai makna denotasi yang sama tetapi kedua kata
itu memiliki nilai rasa yang berbeda, dengan kata lain memiliki makna konotasi
yang berbeda. Menjadi orang yang
langsing jelas menjadi idaman,
impian, keinginan orang dalam
masyarakat; sedangkan menjadi orang kurus
jelas tidak diinginkan orang, karena hal itu mengandung konotasi
negatif, kurang gizi, kurang urus badan.
Persoalan
makna memang sangat sulit, karena walaupun makna itu adalah persoalan bahasa,
tetapi keterkaitan dan keterikatannya dengan segala segi kehidupan manusia
sangat erat. Padahal segi-segi kehidupan manusia itu sendiri sangat kompleks
dan luas. Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok
masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain, sesuai dengan
pandangan hidup dan norma-norma penilaian kelompok masyarakat tersebut. Makna
konotasi dapat juga berubah dari waktu ke waktu. Kadang-kadang orang tidak tahu benar
bagaimana harus menggunakan kata-kata
dalam kalimat secara tepat dan bagaimana maksud yang ditimbulkannya
sehingga mempengaruhi pemakaian bahasa itu. Sering kata digunakan tidak tepat
dalam kalimat, baik karena artinya tidak tepat atau tidak tepat benar, atau
karena penggabungan kata itu dengan kata lain dalam sebuah frase, klausa, atau
kalimat.
2.2.2 Semiotika
Fiske
mengartikan semiotika sebagai studi tentang pertandaan dan makna dari sistem
tanda; ilmu tentang tanda, tentang bagaimana makna dibangun dalam “teks” media;
atau studi tentang bagaimana tanda dari jenis karya apapun dalam masyarakat
yang mengomunikasikan makna (2010: 283).
Berdasarkan
pemikiran Fiske tersebut, maka semiotika berfokus pada teks. Dalam hal
ini maka peran
penerima teks memiliki
derajat aktivitas yang
lebih tinggi. Penerima teks
sering disebut dengan
“pembaca‟, yang
dalam proses membaca melibatkan
pengalaman, sikap, emosi serta kebudayaannya
terhadap teks.
Semiotika
adalah suatu ilmu atau atau metoda analisis untuk mengakaji tanda. Tanda -tanda
adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia
ini, di tengah- tengah manusia
dan bersama-sama manusia.
Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiology pada dasarnya hendak
mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things), Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak
dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan
(to communicate). Memaknai
berarti bahwa objek-objek
tidak hanya membawa
informasi, dalam hal mana
objek – objek
itu hendak berkomunikasi, tetapi
juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Barthes, 2004
: 15).
Roland Barthes,
merupakan salah satu tokoh semiotika
yang menarik karena rajin
meneliti tentang media
serta budaya pop
menggunakan semiotika. Baginya semua
obyek kultural dapat
diolah secara tekstual.
Semiotika dapat meneliti teks
dimana tanda-tanda terkodifikasi
dalam sebuah sistem.
Dengan demikian semiotika dapat
meneliti bermacam-macam teks
seperti berita, film, iklan, fashion, puisi, dan lirik dalam
sebuah lagu (Sungkono, 2009).
Semiotika
menurut Roland Barthes adalah ilmu mengenai bentuk (form).Studi ini mengkaji
sisgnifikasi yang terpisah
dari isinya (content).
Semiotika tidak hanya meneliti mengenai signifier dan signified,
tetapi juga hubungan secara keseluruhan. Teks yang dimaksud Roland Barthes
adalah dalam arti luas.Teks tidak hanya berarti berkaitan dengan aspek linguistik saja. Semiotika dapat
meneliti teks di mana tanda – tanda
terkodifikasi dalam sebuah
sistem.Dengan demikian, semiotika
dapat meneliti bermacam – macam teks seperti, berita, film, iklan,
fashion, fiksi, puisi dan drama (Sobur, 2004: 123).
Barthes memberikan
perhatian yang lebih
terhadap interaksi tanda
dalam teks dengan pengalaman
personal dan kultural
pemakainya. Dia kemudian membangun sebuah
gagasan dalam semiotika
yang sering disebut
dengan two order of significations atau signifikasi dua tahap. Model ini
menjelaskan bahwa dalam signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara
signifier dan signified di
dalam sebuah tanda
terhadap realitas eksternal, yang
sering disebut Barthes
dengan denotasi, yaitu
makna yang nyata dari tanda. Signifikasi tahap kedua
yang sering disebut konotasi, menggambarkan interaksi yang
terjadi ketika tanda
bertemu dengan perasaan
atau emosi dari pembaca
serta nilai-nilai dari
kebudayaannya. Selain itu,
Roland Barthes juga melihat
makna yang lebih
dalam tingkatannya, akan
tetapi lebih bersifat konvensional, yaitu makna-makna yang
berkaitan dengan mitos (Arifin, 2012).
Semiotika
dipilih sebagai alat teoritis untuk mengkaji simbol-simbol yang ada dalam lagu
yang menjadi subjek penelitian ini untuk direpresentasikan dalam kehidupan nyata,
sehingga diperoleh makna
tertentu. Hal ini
berarti setiap teks dalam
musik dapat ditafsirkan
macam-macam oleh penikmat
musik itu sendiri dengan tingkat
interpretasi masing-masing dan
sejauh mana mereka
menganalisa teks tersebut dengan berhadapan pada media itu sendiri
(Aryani, 2012).
Begitu
juga dengan penelitian ini, peneliti memilih teori semiotika konotasi Roland
Barthes untuk menganalisis bentuk-bentuk serta makna dari konotasi-konotasi
yang terdapat dalam lirik lagu Butiran Debu karya Rumor.
2.3 Model Penelitian
Adapun
model dari penelitian ini yaitu penelitian tentang studi literatur pada lirik
lagu Butiran Debu karya Rumor. Di samping itu juga kajian difokuskan pada
bentuk-bentuk konotasi dengan menggunakan teori Semiotika Roland Barthes.
Terlebih dahulu lirik lagu tersebut dipahami dan dihayati, kemudian dianalisis
berdasarkan teori yang digunakan.
3.
Metode Penelitian
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif, oleh karena itu penelitian ini berupa studi
literatur atau studi pustaka pada lirik lagu Butiran Debu karya Rumor. Fokus
kajian pada penelitian ini yaitu bentuk-bentuk konotasi pada lirik lagu Butiran
Debu, selanjutnya bentuk- bentuk konotasi tersebut dianalisis berdasarkan teori
yang dipilih, barulah kemudian makna dalam lirik lagu tersebut dianalisis
secara detail.
3.2 Lokasi Penelitian
Seperti yang
telah diuraikan di atas bahwa penelitian ini merupakan penelitian studi
literatur, maka lokasi untuk penelitian ini tidak terfokus pada satu tempat
atau lokasi sebagaimana penelitian bahasa pada umumnya. Akan tetapi pada
penelitian ini yang dikaji yaitu hasil dokumentasi lirik lagu Butiran Debu
karya Rumor serta rekaman dari lagu tersebut, oleh karena lokasi penelitian
dapat saja dilakukan di rumah maupun di perpustakaan.
3.3 Jenis dan sumber Data
Jenis
data pada penelitian ini yaitu data-data kualitatif, yakni data yang bersifat
tanpa angka-angka atau bilangan namun biasanya berbentuk verbal (narasi, deskripsi
atau cerita). Penelitian kualitatif tidak memiliki rumus yang bersifat mutlak
untuk mengolah dan menginterpretasikan data, tetapi berupa pedoman untuk
mengorganisasikan data, pengkodean (kodifikasi) dan analisis data, penghayatan
dan pengkayaan teori, serta interpretasi data. yakni
data yang bersifat tanpa angka-angka atau bilangan namun biasanya berbentuk
verbal (narasi, deskripsi atau cerita).
Adapun sumber data pada
penelitian ini yaitu lirik lagu Butiran Debu karya Rumor yang dilaunching pada
pertengahan tahun 2012, dan sempat membooming sebagai lagu favorit yang
terdapat pada deretan pertama pada tangga lagu yang paling sering diputar baik
di radio maupun televisi.
3.4 Instrumen Penelitian
Adapun
instrument-instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu dokumentasi
lirik lagu Butiran Debu tersebut yang dapat diakses di internet ataupun media
massa seperti majalah. Di samping itu juga instrument yang digunakan yaitu
hasil rekaman (MP3) dari lagu Butiran Debu karya Rumor tersebut.
3.5
Teknik Pengumpulan Data
3.5.1
Teknik Dokumentasi
Metode
yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode simak. Sesuai
dengan namanya, metode simak merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara menyimak penggunaan bahasa, baik penggunaan bahasa secara lisan
maupun tertulis. (Mahsun, 2007: 92).
Lebih khusus lagi penulis menggunakan metode simak dibantu dengan teknik
pencatatan.
Selain itu data juga
diperoleh dari penelitian kepustakaan (library
research), dengan mengumpulkan berbagai literatur dan bacaan yang relevan dan
mendukung penelitian ini. Peneliti
memilih referensi dari
beberapa buku dan
website sebagai rujukan dan
penguat data. Selain
mencari data melalui
sumber-sumber pustaka, peneliti
juga mencoba mendalami
peristiwa dengan menggunakan
beberapa majalah terkait guna memperkuat data yang ada.
3.6 Analisis Data
Barthes mengulas
sistem pemaknaan yang
dibangun atas sistem
lain yang telah ada
sebelumnya. Kedua sistem yang
paling paling dikenal adalah sistem tataran denotatif dan
sistem tataran konotatif. Dalam konsep Barthes,
tanda konotatif tidak
sekedar memiliki makna
tambahan, namun juga mengandung
kedua bagian tanda
denotatif yang melandasi keberadaanya (Sobur, 2004).
Adapun
metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini yaitu metode
Padan Intralungual. Metode Padan
Intralingual (PI) adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data-data kebahasaan
dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang
terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda ( Mahsun,
2007: 118).
Terlebih dahulu data-data hasil pencatatan
bentuk-bentuk konotasi tersebut disajikan, keudian dianalisis berdasarkan teori
semiotic konotatif dari Roland Barthes, selanjutnya makna-makna konotasi
tersebut dibahas, barulah kemudian makna lirik Lagu Butiran Debu tersebut
dianalisis secara keseluruhan.
3.7 Cara Penyajian Hasil Analisis Data
Penyajian
hasil analisis data pada penelitian ini yaitu secara informal dengan
menggunakan perumusan kata-kata biasa (naratif), akan tetapi tetap menggunakan
ranah bahasa formal yang baku sebagaimana karya ilmiah yang lainnya.
Daftar Pustaka
Alwi,
Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Ariyani, Monica dan Hamid Arifin
.2012. Lagu Indie dan Penegakan HAM di
Indonesia (Analisis Semiotik terhadap Lagu Berjudul ‘Hilang’ Karya Band Indie
Efek Rumah Kaca). Jurnal Ilmiah Program Studi Komunikasi Massa, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik : Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Chaer,
Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa
Indonesia .Jakarta : Rineka Cipta.
Chaer,
Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Djajasudarma,
Fatimah. 1999. Semantik 1 : Pengantar Ke
Arah Ilmu Makna. Bandung : Refika
Eriyanto.
2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media. Yogyakarta: LKiS.
Gultom, Nutrayasa Goktuana. 2013.
Representasi Kehidupan Politik Di
Indonesia Dalam Lirik Lagu Iwan Fals (
Analisis Semiotika dalam Lirik Lagu Manusia Setengah DewaDan Surat Buat Wakil
Rakyat ). Jurnal Sastra : Universitas Pendidikan Indonesia.
Keraf,
Gorys. 2002. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT Gramedia Pustaka.
Kridalaksana,
Harimurti. 2005. Kamus Linguistic. Jakarta : Gramedia.
Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Mulyana,
Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rodakarya.
Pateda,
Mansoer. 2001. Semantik Leksikal .
Jakarta: Rineka Cipta.
Sobur,
Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sobur,
Alex. 2006. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotika, Dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakaria.
Walad, Aldino Agusta. 2011. Pemaknaan
Lirik Lagu Imagine (Studi Analisis Semiotika Pemaknaan Lirik Lagu Imagine yang Dipopulerkan
Oleh John Lennon). Jurnal Sastra : Universitas Pendidikan Indonesia.